PEMBAGIAN PERAN PASUTRI



Materi dari Teh Anggun Kurniasari (@ibu.peradaban)

Pentingnya memahami peran ini seperti halnya membangun pondasi awal pijakan awal rumah tangga.
Jika pijakan ini tidak clear, maka akan roboh. Banyak konflik rumah tangga bermula dari tidak adanya kejelasan anatara pembagian peran suami & istri.

Keluarga diibaratkan seperti kapal, ada nahkoda, ada co-nahkoda dan penumpang. Masing-masing mempunyai peran dan semua peran itu mulia/sama2 penting. Oleh karena itu perlu keridhaan untuk menjalani dan memaknai peran.

 

Referensi

Q.S. An-Nisa : 34 :

"Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah memberikan nafkah dari hartanya. Maka perempuan-perempuan yang saleh adalah mereka yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah menjaga (mereka)...."

 


PERAN SUAMI




Peran leadership yang melekat pada laki2 diukur dengan kapasitas laki-laki terhadap 2 kriteria :

1. Memiliki kelebihan

Bukan hanya semata-mata kelebihan fisik, mental, tapi juga kekuatan yang nanti bisa bertransformasi menjadi ciri khas keluarga. PR pertama laki-laki bagaimana menemukan kekuatan dirinya, mengetahui visi misi hidupnya yang nanti akan menjadi visi misi keluarganya. Nantinya istri mensupport visi suami.

Jika perempuan belum menikah, maka bisa mencari laki-laki yang visi & misi hidupnya yang nanti bisa sejalan dengan visi misi hidupnya.

2. Mencari nafkah

Mencari nafkah adalah tugas & kewajiban suami. Jika single parent (krn cerai) juga tetap yg menafkahi anak-anaknya adalah ayah biologisnya, jika tinggal wafat suamitanggung jawab keluarga suami.

Laki-laki nanti harus mengetahui apakah tanggung jawabnya hanya keluarga kecilnya saja atau dengan orang tua atau ipar (dr pihak laki-laki). Pasangan harus paham nasab mengani nafkah ini.

 

Kepemimpinan suami dilihat dr beberapa hal :

a. Family goals 

Sumai harus tahu tujuan dari rumah tangga.


Dlm Qur'an tujuan keluarga :

1. Bagaimana mendidik generasi & keturunan supaya sama-sama reuni di surga (sama-sama masuk surga)

2. Menjaga dari api neraka

Laki-laki/suami harus punya visi akhirat. Maka perlu hal-hal yg menjadi bekal kita yang dilakukan di dunia, maka ini qowwamahnya laki2 perlu tahu tujuan keluarga ini ingin seperti apa sehingga dapat melayakkan diri & keluarganya untuk masuk surga & terhindar dr api neraka.


b. Family Mission

Sumai perlu tahu proyek-proyek keluarga (amal sholih) yang nanti akan dilakukan bersama.

Contoh Nabi Ibrahim & anaknya membangun ka'bah, bahkan diwariskan ke anak cucu turun temurun.

 

c. Family Legacy

Suami memikirkan ke depannya anak-anak & cucu-cucunya akan seperti apa. Jadi ada misi yang wariskan turun temurun dan juga proyek2 kebaikan yang akan dibangun bersama. Adanya proyek kebaikan keluarga yang terus menerus dilanjutkan ke generasi-generasi selanjutnya (anak, cucu, cicit, dst). Itu nanti diharapkan yang menjadi amal sholih yang dapat mengumpulkan keluarga di surga.

 



Peran Istri




Q.S. An-Nisa : 34

Peran istri adalah menjadi sholihah, dilihat dari 2 kriteria :


1. Qanitaat yaitu ketaatan kpd Allah & suami (suami yang taat kpd Allah)

Perlu dilatih jiwa dipimpin untuk perempuan. Ketika istri lebih dominan, maka akan menurunkan qowammah suami. Istri harus bantu suami kelebihan suami. Kelebihan suami itu akan menjadi ruh utk keluarga. Istri itu bersabar, tawadhu, qona'ah karena mulianya istri saat mensupport suami.

Ketika sudah satu frekuensi, maka apapun yang diperintahkan suami maka akan ditaati dengan qonaah.

Contoh kisah-kisah dlm Qur'an : Siti Hajar




2. Hafizhaat : manajerial

Skill manajerial yang perlu dikuasai terutama menjaga saat tidak ada siapa-siapa; saat tdk ada suami di rumah, saat tdk ada yg melihat, tetap menjaga dirinya & kelurganya atas apa-apa yang sudah dijaga oleh Allah.

Q.S. An-Nisa : 34 tafsir hafizhaat ini :

a. Menjaga izzah keluarga

Istri menjadi pakaian untuk suami, suami menjadi pakaian untuk istri.

Istri belajar menjaga lisan (menjaga rahasia, aib dirinya, aib keluarganya, aib suaminya).

Istri juga harus menjaga keharmonisan rumah tangga.

Istri perlu jiwa followership yang baik, karena nanti berpengaruh kepada keharmonisan rumah tangga.

Istri perlu menjaga aurat dirinya & keluarganya. Jangan sampai menjadi pemicu utk kejahatan


b. Manajerial Pengelolaan harta

Menjaga harta suami, maksudnya nanti harus paham pembagian harta suami istri seperti apa, pembagian hak & kewajiban suami istri seperti apa, pembagian hutang piutang, pembagian waris, pembelian aset. Jangan sampai nanti dzalim terhadap harta suami tersebut. Jangan nanti ada harta gono gini mengenai pembagian waris. Jadi bukan hanya manajerial tentang uang saja, tapi juga aset-aset lainnya.


c. Manajerial rumah (urusan domestik)

Urusan domestik adalah tanggung jawab istri (sumur, kasur & dapur). Meskipun nanti secara teknis fleksibel nanti siapa yang mengerjakan. Bisa istri yang mengerjakan atau mendelegasikan.

Lebih disarankan saat menikah utk pisah rumah untuk melatih qowwamah suami dan manajerial istri, kecuali ada alasan syar'i (misal ada org tua yg sudah sepuh, sakit, dll). Karena akan sulit kalau ada 2 kepemimpinan dalam satu rumah, nanti ada banyak potensi friction.

Seorang istri punya peran bukan hanya daily excution saja, tapi concern utama bagaiman seorang istri bisa menciptakan taman surga di rumahnya (baiti jannati), bagaimanana menciptakan rumah suasana surgawi.

Jadi kita seperti latihan suapaya keluarga kita sama2 masuk surga. Maka perlu ada karakteristik penghuni surga di rumah. bagaimana mendidik anak2supaya mempunyai akhlak penghuni surga? Bagaimana rumah nyaman ditinggali, jauh dr perbuatan maksiat di dalam rumah.
Ini juga akan dihisab sebgai tanggungjawab istri.

Dikatakan berhasil menjadi baiti jannati, dimana penghuni rumah akan merasa rindu utk pulang ke rumah.

 

 

Q&A


1. Suami tidak hapal Quran sedangkan istri hapal Qur'an

Kita tidak bisa menilai level keimanan sesorang hanya dari jumlah hapalannya saja. Keimanan seseorang tidak bisa dinilai hanya dari nilai/kuantitas/angka, tapi kita bisa melihat secara komprehensif. Kita ridha untuk dipimpin oleh ikhwan ini ketika pemahamannya tentang agama, akhlak beliau. Kita perlu menggali lagi melihat dr sisi lainnya, bisa dilihat dr 4 kriteria standar pemilihan pasangan. Jika kondisi ke depan seperti itu, maka istri jangan merasa lebih baik.

Apakah melarang istri upload foto pribadi juga termasuk menjaga kehormatan?

Bisa jadi.

Jadi ini terkait komunikasi dan kesepakatan antara suami istri dengan dilihat kemudharatan & kemaslahatan sejauh apa. Bisa didiskusikan urgensi dari upload foto tersebut. Setiap keluarga punya keunikan masing-masing terkait kasus seperti ini, nanti referensinya akan berbeda-beda.

 

2. Suami Istri lupa perannya masing-masing dan merasa paling berperan

Hal ini karena kebanyakan tidak tau ilmunya. Di dalam Quran sudah dijelaskan mengenai peran suami istri,tapi karena di masyarkat berlaku pola bahwa istri berkarir karena sudah disekolahkan tinggi sehingga peran suami istri menjadi bergeser. Ini juga selain tidak paham ilmunya, bisa jadi karena tuntutan dari lingkungan sekitar yang tidak tau ilmunya dengan stigma masyarakat bahwa istri juga harus mencari nafkah, finansial ditanggung bersama-sama, padahal tidak seperti itu. Dan juga ada persepsi di masyarakat bahwa IRT tidak bisa apa-apa yang bisa menjadi trigger juga.

Apakah istri boleh aktualisasi di luar?

Boleh, tapi tetap fokus prioritas yang sudah menjadi amanah kita yang nanti akan dihisab sebagai istri.

 

3. Misi hidup sebagai qowwamah

- Cara mengenali kekuatan diri

Metode di jepang ada Ikidai contohnya.

Di dalam Quran Q.S Al-Isra : 85, disebutkan kita beramal sesuai dengan syakilahnya masing-masing. Syakilah ini maksudnya pembawaan diri, keunikan, atau peran peradaban yang ingin dilakukan.

Cara menggalinya perlu komplentasi, uji coba, pengalaman sehingga kita bisa yakin bahwa itu kekuatan diri. Selain kontemplasi (tanya ke diri kita sendiri, kita pengen apa dalam hidup), selain itu perlu explore dalam diri sehingga akhirnya Allah nanti yang akan menunjukan jalan.

Cara merumuskan misi hidup : 4E (Enjoy, Easy, Excelent & Earn).

Bahkan misi hidup kita ini bahkan yang bisa menghidupi kita. Terkadang rizki kita dari potensi kita.

 

4. Penghasilan istri lebih besar daripada suami

Meskipun istri punya kapasitas, tapi tatap suami punya kewajiban memberi nafkah kepada istri meskipun tidak seberapa.

Bagaimana bertukar peran (istri mencari nafkah, suami di rumah)?

Tidak bisa, nanti akan dihisab di akhirat.

Nanti efeknya akan seperti apa?

Kita tadabur dalam Quran, efeknya saat tidak sesuai peran :

Seperti rumah laba2. rumahnya sangat ringkih. Di rumah laba2 yg dominan itu betinanya maka akan dilihat serapuh apa rumah itu. Berbeda dg rumah lebah, rumah paling kokok (berbentuk hexagon). sesuai dg perannya : ratu lebah tinggal di dalam sarang.

Mencari nafkah itu tetap suami. Istri nesting, suami hunting. Kalau nanti terbalik (istri mencari nafkah, suami di rumah), bisa jadi akan mengalami kegoncangan secara mental. Di dalam quran juga sudah disebutkan.

Meskpiun realita tidak seideal itu, tapi kita mencoba tetap berjalan sesuai syariat. Nanti Allah sendiri yang akan memberikan solusi. Bisa jadi cara Allah untuk menempa suami untuk lebih tangguh mencari nafkah, bukan jadi malah istri saja yang mencari nafkah.

 

5. Istri bekerja pagi-sore, cara mengatur pekerjaan domestik & menciptakan baiti jannati

Ini terkait manajemen waktu & keridhoan suami. Ini juga perlu diperhatikan tentang pendidikan anak. Untuk urusan domestik kita bisa mendelegasikan kepada orang lain. Tapi utk urusan anak sebaiknya dididik oleh ibunya. Generasi kejayaan islam tidak cukup hanya mengandalkan kurikulum sekarang, tetapi adanya peran orang tua (home education). Tanggung jawab mendidik anak, mentarbiyah anak adalah tanggung jawab orang tua.

Baiti jannati bukan hanya tentang fisik, tapi jg ruhnya. Ruh itu diciptakan dengan eksistensi/kehadiran sosok (mainfull).

 

6. Saat perempuan leadership lebih tinggi

Maka perempuan perlu melatih jiwa followership. Kita memberi kesempatan leadership kepada orang lain (suami) untuk bertumbuh dan memunculkan potensi sehingga akan menjadi suami yg layak dan kita ridha dipimpin oleh suami. Tumbuhkan/tanamkan jiwa membina/pendidik, krn fithrah wanita itu mentarbiyah.

Komentar